Son Heung-min, Tottenham Hotspur kembali mendapat sorotan tajam dari para penggemarnya setelah mengalami kekalahan tipis 1-0 dari Arsenal dalam derby London Utara. Dalam pertandingan yang berlangsung pada musim 2024-2025 ini, banyak penggemar yang mengarahkan kritik keras terhadap kapten tim, Son Heung-min, yang dinilai gagal memimpin dengan baik. Beberapa penggemar bahkan menyebutnya sebagai “kapten terburuk yang pernah dimiliki Tottenham.”
Artikel Terkait : Desire Doue Alasan PSG Menghabiskan €50 Juta untuk Wonderkid Rennes
Kekalahan dan Komentar Kontroversial Son Heung-min
Pertandingan antara Tottenham Hotspur dan Arsenal memang berjalan ketat. Kedua tim saling menyerang, namun Arsenal berhasil memanfaatkan situasi bola mati untuk mencetak gol lewat pemain bertahan mereka, Gabriel Magalhães. Tottenham Hotspur sendiri gagal menembus pertahanan Arsenal, meskipun beberapa kali menciptakan peluang. Kekalahan ini semakin memperburuk start musim Tottenham, yang kini hanya mengumpulkan empat poin dari empat pertandingan.
Usai pertandingan, Son Heung-min memberikan wawancara kepada Sky Sports, yang memicu gelombang kritik dari para suporter. Dalam komentarnya, Son menyatakan bahwa timnya “mendominasi permainan” meskipun gagal mencetak gol dan akhirnya kalah. “Kami mendominasi permainan, sepak bola kami ada di sana, tetapi kami kembali kebobolan dari situasi bola mati. Ini sangat membuat frustrasi. Saya yakin para penggemar juga sangat kecewa. Kami harus memperbaiki ini, 100%, ini saat yang sulit dan kami harus bersatu. Kami sudah masuk ke sepertiga akhir lapangan, tetapi para pemain harus mengambil tanggung jawab untuk mencetak gol. Ini adalah bagian terberat dari sepak bola, mengambil keputusan yang tepat dan menjadi lebih klinis. Kami akan bangkit lebih kuat, masih banyak waktu ke depan,” ucapnya.
Komentar ini justru memicu amarah di kalangan fans. Sebagian besar penggemar Tottenham merasa bahwa Son tidak menunjukkan kepemimpinan yang diperlukan untuk mengatasi situasi sulit. Akun Twitter @SamuraiTHFC bahkan menyebut Son sebagai “kapten yang memalukan,” sementara @james_h_g mengatakan, “Mendominasi bukan berarti menang. Dia pasti kapten terburuk yang pernah kami miliki. Dia jauh dari kata pantas dan sudah begitu selama berbulan-bulan.”
Kritik Terhadap Kepemimpinan Son Heung-min
Banyak fans yang merasa bahwa Son Heung-min tidak memiliki kualitas kepemimpinan yang dibutuhkan untuk membawa Tottenham keluar dari situasi sulit. Para suporter menginginkan seorang kapten yang bisa memotivasi tim, vokal di lapangan, dan mampu memberikan arahan yang jelas ketika permainan tidak berjalan sesuai rencana. Akun Twitter @perseusperseid menyatakan bahwa ban kapten seharusnya diberikan kepada pemain yang lebih vokal dan berwibawa di lapangan.
Bagi para penggemar Tottenham, kekalahan di derby London Utara bukan hanya sekedar kegagalan dalam pertandingan. Laga ini selalu memiliki makna emosional yang besar, terutama karena rivalitas kuat antara kedua klub. Kekalahan ini semakin memperparah frustrasi yang sudah dirasakan oleh para penggemar akibat performa buruk Tottenham di awal musim 2024-2025.
Son Heung-min di Bawah Tekanan
Sebagai kapten baru Tottenham Hotspur, Son Heung-min memang berada di bawah tekanan besar. Ia diharapkan mampu menjadi pemimpin yang membawa tim kembali ke jalur kemenangan setelah beberapa musim yang mengecewakan. Namun, kekalahan dari Arsenal menimbulkan pertanyaan besar tentang kemampuan Son dalam memimpin tim.
Selama ini, Son Heung-min dikenal sebagai salah satu pemain bintang Tottenham dan telah memberikan kontribusi besar dengan gol-golnya. Namun, peran sebagai kapten membutuhkan lebih dari sekedar performa individual. Seorang kapten harus bisa memotivasi rekan-rekan setimnya, mengambil keputusan sulit di saat yang krusial, dan menjadi teladan di lapangan. Kritikan yang datang dari para penggemar menunjukkan bahwa banyak yang merasa Son belum memenuhi ekspektasi dalam peran ini.
Selain itu, masalah kepemimpinan di lapangan juga menjadi salah satu sorotan utama. Beberapa penggemar merasa bahwa Son tidak cukup vokal dan kurang menunjukkan otoritas di lapangan. Dalam momen-momen penting, seorang kapten diharapkan mampu mengarahkan tim, terutama ketika mereka menghadapi tekanan dari lawan seperti Arsenal.
Tantangan Bagi Ange Postecoglou dan Tottenham
Kritik terhadap Son Heung-min juga memberikan tantangan besar bagi pelatih kepala Tottenham, Ange Postecoglou. Sebagai pelatih baru, Postecoglou diharapkan mampu membangun kembali Tottenham setelah beberapa musim yang tidak memuaskan. Namun, dengan hanya empat poin dari empat pertandingan awal musim, tekanan juga semakin meningkat pada dirinya.
Para suporter kini menuntut perbaikan segera dalam performa tim. Son Heung-min sebagai kapten tentu akan menjadi pusat perhatian dalam upaya Tottenham untuk bangkit. Meski mendapat banyak kritik, Son masih memiliki waktu dan kesempatan untuk membuktikan bahwa dirinya pantas memegang ban kapten dan membawa Tottenham kembali ke jalur kemenangan.
Kesimpulan
Kekalahan Tottenham Hotspur dari Arsenal dalam derby London Utara tidak hanya membawa dampak pada klasemen, tetapi juga memperbesar ketidakpuasan para penggemar terhadap kapten tim, Son Heung-min. Komentar Son setelah pertandingan dianggap tidak mencerminkan realitas di lapangan, dan banyak penggemar merasa bahwa ia gagal menunjukkan kepemimpinan yang diharapkan dari seorang kapten.
Sebagai salah satu pemain terbaik Tottenham, Son Heung-min memiliki tugas berat untuk membuktikan bahwa ia dapat memimpin tim ini ke arah yang lebih baik. Dengan tekanan yang meningkat, terutama dari para penggemar, Son perlu segera memperbaiki performanya, baik sebagai pemain maupun sebagai kapten. Tottenham masih memiliki banyak waktu untuk memperbaiki musim mereka, tetapi semuanya tergantung pada bagaimana tim ini, termasuk Son, merespons kritik dan tantangan yang ada.