Realita Pahit Sepak Bola Indonesia: Tantangan Mendesak PSSI Membuat Sakit Perut
Arya Sinulingga, anggota Komite Eksekutif PSSI, menyoroti kondisi memprihatinkan dari kurangnya infrastruktur hingga minimnya pelatih berlisensi

Arya Sinulingga, anggota Komite Eksekutif PSSI, menyoroti kondisi memprihatinkan dari kurangnya infrastruktur hingga minimnya pelatih berlisensi

Pembahasan Indonesia Hampi Menjadi Tuan Rumah Piala Dunia U-17 2023 Tahun Lalu

Piala Dunia U-17 merupakah salah satu kompetisi sepak bola yang pasti diadakan oleh FIFA Piala Dunia U-17 akan diadakan setiap tahun dan diperluas menjadi 48 tim.

PSSI yang akhirnya telah membuka suara mengenai rumor Indonesia yang seharusnya maju dalam pencalonan tuan rumah Piala Dunia U-17 2023.

Arya Sinulingga yang merupakan Anggota Komite Eksekutif Exco juga telah memastikan dalam saat ini belum juga ada perbincangan tentang PSSI dan FIFA tentang rencana tersebut.

Piala Dunia U-17 2023 yang awalnya akan digelar di Peru. Tetapi, negara tersebut gagal menjadi tuan rumah karena dicoret oleh FIFA dengan alasan infrastruktur yang tak mencapai standar.

Hal pembatalan Peru menjadi tuan rumah Piala Dunia U-17 2023 yang setelah itu memunculkan gosip di Indonesia sebagai pengganti. Tetapi, rumor tersebut langsung diredakan Arya Sinulingga.

Arya Sinulingga berkata sampai kemarin belum ada perbincangan ketika Pak Thohir menghadapi Presiden FIFA Pak Gianni. Tentu belum ada perbincangan sampai disana. Jadi kita belum bisa untuk mengajukan apa pun.

Arya Sinulingga juga pesimis dengan hal rumor Indonesia akan menjadi sebagai tuan rumah Piala Dunia U-17 2023. Pendapat Arya adalah Indonesia tidak percaya diri karena baru saja gagal penggelaran Piala Dunia U-20 tahun ini.

Arya Sinulingga berkata apalagi karena kita tidak bisa menyelenggarakan, kita tidak terlalu pede-pede banget juga untuk dikasi atau apa.

Realita Pahit Sepak Bola Indonesia: Tantangan Mendesak PSSI Membuat Sakit Perut
Realita Pahit Sepak Bola Indonesia: Tantangan Mendesak PSSI Membuat Sakit Perut

Artikel terkait: Marc Marquez Melonjak 11 Posisi di MotoGP Prancis: Insting atau Keberuntungan?

Tantangan Mendesak PSSI Beserta Tanggapan Arya Sinulingga

Realita Pahit Sepak Bola Indonesia: Tantangan Mendesak PSSI Membuat Sakit Perut
Realita Pahit Sepak Bola Indonesia: Tantangan Mendesak PSSI Membuat Sakit Perut

Arya ujar lagi bahwa mungkin nanti kalau FIFA membuka ruang ya gitu ya misalnya dan Indonesia pun dikasih ruang olehnya ntuk mengajukan seperti Argentina kemarin, ya kenapa tidak? Tetapi kita tetap menunggu proses FIFA bagaimana.

Tentang Infrastruktur Arya Sinulingga menyebutkan Indonesia siap secara keseluruhan dan bagian infrastruktur juga tak akan ada kendala jadi bisa dipastikan bukan itu masalahnya. Kesiapan infrastruktur kita siap, Stadion kita siap, Panitiannya juga sebenarnya siap untuk menyelenggarakan U-20, ujar Arya Sinulingga karena untuk panitia, infrastruktur, semuanya siap.

Dalam sebuah diskusi yang digelar oleh PSSI Pers, Arya Sinulingga, seorang anggota Komite Eksekutif PSSI, mengungkapkan pemandangan yang cukup menggelisahkan mengenai kondisi sepak bola Indonesia. Dalam penuturannya, Arya menyampaikan betapa melihat langsung kondisi lapangan sepak bola Tanah Air bisa membuatnya merasa ‘sakit perut’.

Dengan jabatannya sebagai Ketua Pelaksana Asprov Sumatera Utara, Arya memiliki wawasan yang mendalam tentang realitas yang ada di daerah-daerah. Menurutnya, meskipun potensi pemain dan wasit banyak berasal dari daerah, namun kondisi akar rumput sepak bola di Indonesia sangat memprihatinkan.

Arya berkata bahwa ada ratusan pemain yang ikut seleksi, namun hanya sedikit yang berhasil lolos. Bahkan saat melakukan seleksi untuk timnas U-17 dan U-20, tantangan untuk menemukan bakat-bakat muda juga terasa sangat besar. Indra Sjafri, pelatih timnas, bahkan harus melakukan blusukan ke berbagai daerah untuk mencari talenta potensial.

Tidak hanya itu, infrastruktur sepak bola di daerah juga terlihat sangat kurang mendukung. Kompetisi yang seharusnya menjadi sarana pengembangan pemain, seringkali tidak terselenggara dengan baik. Lapangan-lapangan seringkali terbengkalai dan lebih banyak digunakan sebagai tempat pasar malam ketimbang untuk bermain sepak bola.

Tantangan lainnya adalah minimnya jumlah pelatih yang berlisensi di daerah-daerah. Dari lebih dari 700 SSB (Sekolah Sepak Bola), hanya sedikit yang memiliki pelatih berlisensi, sementara sisanya masih tanpa sertifikasi. Hal ini tentu menghambat proses pengembangan bakat-bakat muda secara optimal.

Melihat realitas yang menggelisahkan ini, Arya menyampaikan bahwa perbaikan yang substansial memang memerlukan upaya yang besar dari PSSI. Mulai dari meningkatkan jumlah wasit dan pelatih berlisensi hingga menyelenggarakan kompetisi yang berkualitas di berbagai tingkatan. Hanya dengan langkah-langkah konkret seperti ini, sepak bola Indonesia dapat bergerak menuju arah yang lebih baik.