Paris Saint-Germain (PSG) tengah menghadapi salah satu sengketa hukum paling besar dalam sejarah klub terkait mantan bintangnya, Kylian Mbappe. Konflik ini muncul setelah Ligue de Football Professionnel (LFP) memutuskan bahwa PSG wajib melunasi tunggakan gaji dan bonus Kylian Mbappe sebesar €55 juta. Jumlah yang fantastis ini mencakup gaji yang belum dibayarkan selama tiga bulan serta pembayaran bonus yang merupakan hak dari penyerang berusia 25 tahun tersebut.
Keputusan LFP ini tentu saja tidak diterima begitu saja oleh PSG. Klub raksasa asal Paris itu telah menyatakan secara tegas bahwa mereka tidak memiliki niat untuk membayar jumlah yang diminta. PSG pun segera mengambil langkah hukum untuk melawan putusan tersebut, membawa kasus ini ke tingkat yang lebih tinggi di ranah peradilan. Situasi ini menambah panasnya hubungan antara PSG dan Kylian Mbappe yang telah memburuk sejak kepergiannya dari Parc des Princes.
Artikel Terkait : Thiago Silva Kembali ke Chelsea: Legenda yang Tak Terlupakan!
Awal Sengketa Gaji dan Bonus
Sengketa ini bermula ketika Kylian Mbappe meninggalkan PSG pada akhir musim panas. Sang bintang, yang bergabung dengan PSG pada 2017 dan menjadi salah satu pemain terbaik di dunia, meninggalkan klub dengan status bebas transfer. Kepergiannya menjadi pukulan telak bagi PSG, mengingat status Mbappe sebagai salah satu pemain termahal dan terhebat di dunia sepak bola. Namun, bukan hanya kehilangan salah satu aset terbesarnya yang menjadi masalah bagi PSG, melainkan juga tuntutan finansial yang datang setelahnya.
Mbappe mengklaim bahwa Paris Saint-Germain masih berutang sebesar €55 juta kepadanya, yang mencakup tiga bulan gaji yang belum dibayar serta bonus yang dijanjikan sebagai bagian dari kontraknya. Tuntutan ini telah diajukan oleh Mbappe melalui pengacaranya, dan pada awal September, LFP mengeluarkan keputusan yang memerintahkan PSG untuk segera melunasi utang tersebut. Namun, PSG dengan tegas menolak putusan tersebut, menyatakan bahwa mereka tidak akan membayar jumlah tersebut, dan siap untuk menempuh jalur hukum untuk membatalkan putusan LFP.
Keputusan LFP dan Penolakan Paris Saint-Germain
Pada Rabu (11/9), Kylian Mbappe menolak upaya mediasi yang diajukan oleh Paris Saint-Germain untuk menyelesaikan masalah ini secara damai. Penolakan ini menyebabkan LFP tidak punya pilihan selain memerintahkan Paris Saint-Germain untuk melunasi tunggakan gaji Mbappe. Keputusan LFP tersebut mencakup tiga bulan gaji yang belum dibayar dan sepertiga terakhir dari pembayaran bonus yang seharusnya diterima oleh Mbappe.
Namun, PSG, yang merasa diperlakukan tidak adil dalam keputusan ini, mengeluarkan pernyataan resmi yang disampaikan melalui ESPN: “Kami tidak akan membayar.” Klub merasa bahwa LFP telah melampaui wewenangnya dalam memutuskan kasus ini, dan mereka akan membawa masalah ini ke forum hukum lain. PSG juga menambahkan bahwa klub telah memberikan “manfaat yang belum pernah terjadi sebelumnya” kepada Mbappe selama tujuh tahun ia bermain di Paris, dan bahwa sang pemain telah membuat komitmen publik serta pribadi yang harus dihormati.
Kerugian Besar Bagi Paris Saint-Germain
Kasus ini bukan hanya masalah hukum biasa, tetapi juga menggambarkan kerugian besar yang dialami PSG. Kepergian Mbappe dengan status bebas transfer sudah menjadi pukulan telak bagi klub, terutama karena ia adalah salah satu pemain paling berharga di dunia. Kehilangan pemain sekelas Mbappe tanpa mendapatkan kompensasi transfer tentu merugikan secara finansial. Selain itu, tuntutan sebesar €55 juta hanya memperparah situasi finansial PSG.
Meskipun PSG merupakan salah satu klub terkaya di dunia, jumlah sebesar itu tetap menjadi masalah, terutama di tengah upaya mereka untuk mematuhi aturan Financial Fair Play (FFP) yang diterapkan UEFA. Pembayaran sebesar itu bisa berdampak pada anggaran transfer dan gaji pemain lainnya di masa mendatang. Oleh karena itu, PSG merasa perlu untuk melawan keputusan LFP dan mengambil langkah hukum.
Pernyataan Resmi dari Paris Saint-Germain
Menanggapi putusan LFP, Paris Saint-Germain mengeluarkan pernyataan resmi yang menegaskan posisi mereka. Klub tersebut menyatakan bahwa masalah ini terlalu kompleks untuk diselesaikan hanya di tingkat LFP dan harus dibawa ke forum hukum lain. “Mengingat keterbatasan ruang lingkup hukum komisi untuk mengambil keputusan lengkap tentang kasus ini, maka masalah tersebut sekarang harus digugat di forum hukum lain,” demikian pernyataan PSG.
PSG juga menambahkan bahwa mereka siap mempresentasikan semua fakta terkait sengketa ini selama beberapa bulan dan tahun mendatang. “Kami percaya bahwa sesuai hukum dan fakta, pemain telah membuat komitmen yang jelas dan berulang yang harus dihormati,” kata juru bicara PSG. Klub berharap bahwa masalah ini dapat diselesaikan di forum yang lebih tinggi, dan mereka tidak ragu untuk mempertahankan posisi mereka.
Masa Depan Kylian Mbappe
Sementara PSG sibuk merencanakan strategi hukum mereka, Kylian Mbappe tampaknya tidak terpengaruh oleh situasi ini. Saat ini, ia tengah fokus pada persiapannya untuk pertandingan antara Real Madrid dan Real Sociedad pada Minggu (15/9) dini hari WIB. Meski konflik hukum ini masih jauh dari selesai, fokus Mbappe pada sepak bola menunjukkan profesionalismenya di tengah kontroversi.
Kasus ini diperkirakan akan berlangsung lama, mengingat PSG telah berjanji untuk melawan putusan LFP dengan segala cara. Sementara itu, penggemar sepak bola di seluruh dunia akan terus memantau perkembangan konflik hukum ini, yang bisa menjadi preseden penting dalam kasus sengketa gaji pemain di masa mendatang.