Mohamed Al-Fayed Masa Kepemilikan di Fulham Terusik oleh Tuduhan Pelecehan Seksual
Mohamed Al-Fayed Masa Kepemilikan di Fulham Terusik oleh Tuduhan Pelecehan Seksual

Mohamed Al-Fayed atas Fulham Football Club kini berada di bawah sorotan setelah muncul tuduhan pelecehan seksual terhadap mendiang miliarder tersebut. Beberapa wanita telah muncul ke publik, menyusul dokumenter BBC yang menuduh Al-Fayed melakukan pelanggaran seksual selama kepemilikan toko besar Harrods, yang berlokasi di London dan dimiliki oleh Al-Fayed.

Tuduhan tersebut menimbulkan gelombang besar perhatian, di mana sebuah kelompok hukum telah dibentuk untuk menuntut kompensasi atas dugaan tindakan tersebut. Al-Fayed dituduh melakukan tindakan pelecehan seksual yang berkisar dari pemerkosaan hingga pelecehan seksual lainnya. Pengacara yang menangani kasus ini mengungkapkan bahwa lebih dari 100 wanita telah mengajukan klaim sejak dokumenter tersebut ditayangkan.

Artikel Terkait : Scott McTominay Ungkap Ambisi Besar Bersama Napoli Setelah Tinggalkan Manchester United

Mohamed Al-Fayed Masa Kepemilikan di Fulham Terusik oleh Tuduhan Pelecehan Seksual
Mohamed Al-Fayed Masa Kepemilikan di Fulham Terusik oleh Tuduhan Pelecehan Seksual

Tuduhan Pelecehan Seksual di Fulham

Mohamed Al-Fayed, Perkembangan lebih lanjut dari kasus ini muncul setelah seorang mantan manajer tim wanita Fulham mengungkapkan bahwa selama masa kepemilikan Al-Fayed, terdapat langkah-langkah pencegahan khusus yang dilakukan untuk melindungi para pemain wanita di klub dari pemilik klub tersebut. Manajer tersebut menyatakan bahwa para pemain wanita tidak diperbolehkan berada sendirian dengan Al-Fayed, karena diketahui adanya kecenderungan Al-Fayed terhadap “gadis-gadis pirang muda.”

Klaim ini semakin memperkeruh citra Al-Fayed, yang sebelumnya dikenal sebagai salah satu tokoh berpengaruh di dunia bisnis dan sepak bola. Meski Al-Fayed meninggal pada usia 94 tahun pada 2023, tuduhan ini terus mengemuka, dan menjadi pembahasan di berbagai media internasional.

Tanggapan Metropolitan Police dan Langkah Hukum

Metropolitan Police telah mengungkapkan bahwa 19 wanita telah membuat laporan terkait dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh Mohamed Al-Fayed, yang terjadi antara tahun 1979 hingga 2013. Meski demikian, Crown Prosecution Service (CPS) memutuskan untuk tidak mengambil tindakan lebih lanjut terkait kasus ini sebelum Mohamed Al-Fayed meninggal dunia.

Seorang juru bicara untuk kelompok Justice for Harrods Survivors mengatakan kepada The Telegraph bahwa kelompok pengacara yang mewakili 37 korban Fayed telah menerima beberapa permintaan baru sejak konferensi pers yang digelar pekan lalu. Beberapa dari permintaan baru tersebut juga terkait dengan dugaan insiden selama masa kepemilikan Fayed atas Fulham Football Club.

Fulham dan Investigasi Lanjutan

Sebagai tanggapan atas laporan ini, Fulham Football Club mengeluarkan pernyataan yang mendorong siapa pun yang terpengaruh oleh laporan ini untuk menghubungi tim safeguarding mereka atau langsung melapor ke Metropolitan Police. Fulham berjanji untuk terus menyelidiki apakah ada anggota klub yang terpengaruh oleh laporan tersebut selama masa kepemilikan Al-Fayed.

“Kami terus dalam proses untuk menentukan apakah ada orang di klub yang terpengaruh oleh laporan terkait dengan Tuan Mohamed Al-Fayed,” ujar juru bicara Fulham dalam sebuah pernyataan. The Football Association (FA) juga mengonfirmasi bahwa mereka akan terus berkomunikasi dengan Fulham terkait masalah ini dan mendukung langkah-langkah investigasi yang diperlukan.

Reaksi Terhadap Tuduhan di Dunia Sepak Bola

Tuduhan ini telah mengejutkan banyak pihak, terutama mereka yang pernah bekerja dengan Mohamed Al-Fayed selama kepemilikannya di Fulham. Masa kepemilikan Al-Fayed di klub ini dimulai pada tahun 1997, ketika ia mengambil alih Fulham dengan ambisi membawa klub tersebut kembali ke Premier League. Di bawah kepemimpinannya, Fulham berhasil promosi ke liga tertinggi sepak bola Inggris dan mencapai final Liga Eropa pada tahun 2010.

Namun, dengan munculnya tuduhan ini, bayang-bayang gelap mulai menyelimuti warisannya sebagai pemilik Fulham. Meskipun ia memiliki kontribusi besar dalam membangun klub dari segi finansial dan prestasi, tuduhan pelecehan seksual yang muncul akan mempengaruhi cara masyarakat dan penggemar mengingat peran Al-Fayed di dunia sepak bola.

Masa Depan Investigasi

Kasus ini masih dalam tahap penyelidikan lebih lanjut. Banyak pihak berharap agar penyelidikan dilakukan secara menyeluruh dan transparan, terutama dalam mengungkap apakah ada elemen dalam kepemilikan Mohamed Al-Fayed di Fulham yang turut mendukung atau menutup-nutupi tindakan pelecehan tersebut. Keterlibatan pengacara dan kelompok advokasi korban menunjukkan bahwa kasus ini akan menjadi salah satu kasus hukum terbesar terkait pelecehan seksual yang melibatkan tokoh besar di dunia bisnis dan sepak bola.

Meskipun Mohamed Al-Fayed telah meninggal dunia, tuntutan hukum dan permintaan keadilan dari para korban akan terus berjalan. Investigasi ini tidak hanya menjadi perhatian bagi Fulham, tetapi juga menjadi peringatan bagi klub-klub sepak bola lainnya terkait pentingnya menjaga integritas dan melindungi semua individu di dalam klub dari potensi tindakan pelecehan.

Kesimpulan

Kasus pelecehan seksual yang melibatkan Mohamed Al-Fayed saat menjadi pemilik Fulham telah menciptakan gelombang besar di dunia sepak bola. Tuduhan ini tidak hanya mempengaruhi warisan Al-Fayed sebagai pemilik klub, tetapi juga membuka diskusi tentang pentingnya keamanan dan perlindungan bagi para pemain dan staf klub, khususnya dalam lingkungan olahraga profesional. Fulham, bersama dengan FA dan kepolisian, terus berkomitmen untuk menyelidiki kasus ini lebih lanjut, guna memastikan bahwa setiap laporan pelecehan seksual diperlakukan dengan serius dan ditindaklanjuti dengan langkah-langkah yang tepat.