Arsenal Setelah sekian lama menanti, akhirnya menunjukkan bahwa mereka siap kembali bersaing di puncak Premier League. Dalam pertandingan klasik yang berlangsung di Etihad Stadium pada Minggu, hampir membawa pulang tiga poin penuh, meskipun bermain dengan sepuluh pemain selama babak kedua. Gol John Stones di menit ke-98 menjadi pil pahit bagi tim Mikel Arteta, namun hasil imbang ini menandai kemajuan signifikan dalam perkembangan mentalitas skuad.
Manchester City, yang tak terkalahkan di kandang selama 48 pertandingan berturut-turut di semua kompetisi, akhirnya menunjukkan tanda-tanda kelemahan. Arsenal mungkin tidak berhasil menghancurkan dominasi City secara penuh, tetapi performa mereka membuktikan bahwa mereka kini berada di tahap akhir evolusi sebagai tim juara.
Artikel Terkait : Jadon Sancho Bangkit di Chelsea: Assist Gemilang dalam Kemenangan Melawan West Ham
Daftar Isi
TogglePertunjukan Keberanian Arsenal di Etihad Stadium
Pertandingan antara Manchester City dan Arsenal menjadi salah satu momen yang tak terduga di Premier League musim ini. Sebelumnya, pertemuan kedua tim kerap kali menimbulkan rasa bosan bagi para penonton netral. Musim lalu, City berhasil mengalahkan Arsenal dengan skor agregat 7-2, menegaskan bahwa rivalitas antara kedua tim belum benar-benar berkembang.
Namun, dalam laga kali ini, tampil berbeda. Meskipun hanya bermain dengan 10 pemain di babak kedua, The Gunners berhasil mengimbangi serangan City. Arteta memutuskan untuk menerapkan strategi tekanan satu lawan satu sejak awal, yang merupakan risiko besar menghadapi kecepatan pemain seperti Savinho dan Jeremy Doku.
Meski sempat tertinggal lebih dulu akibat gol Erling Haaland di menit ke-9, tidak gentar. Ketika Gabriel Magalhaes membawa unggul dari tendangan sudut menjelang akhir babak pertama, The Gunners tampak bermain sesuai rencana yang dirancang Arteta. Namun, kartu merah yang diterima Leandro Trossard membuat harus bermain dengan pendekatan defensif di babak kedua, mirip dengan gaya Jose Mourinho yang mengandalkan permainan bertahan total.
Taktik Bertahan yang Hampir Berhasil
Setelah kehilangan Trossard, Arsenal bertahan dengan sembilan pemain di lini belakang. Meski City mendominasi penguasaan bola hingga 88,5%, mereka kesulitan menembus pertahanan kokoh. Bahkan, City lebih banyak mencoba melepaskan tembakan jarak jauh tanpa hasil.
Namun, pada menit-menit akhir pertandingan, keberuntungan berpihak pada City. John Stones menyamakan kedudukan setelah tendangan Mateo Kovacic terdefleksi, menghasilkan gol yang menjadi penyelamat City dari kekalahan.
Bagi Arsenal, hasil ini tentu mengecewakan. Namun Arteta melihat hal ini sebagai langkah maju yang besar bagi timnya. “Cara tim ini bertanding sangat luar biasa. Saya sangat bangga pada mereka. Anak-anak sangat terpukul karena mereka memberikan segalanya di lapangan. Mereka tahu bahwa ini adalah langkah besar,” kata Arteta setelah pertandingan.
Perubahan Mentalitas Arsenal
Salah satu aspek paling menonjol dari performa Arsenal adalah bagaimana mereka mengadopsi taktik yang lebih keras dan agresif, yang sebelumnya tidak terlihat. Pendekatan ini mengingatkan pada masa kejayaan Arsene Wenger, ketika Arsenal bersaing ketat dengan Manchester United melalui kekuatan karakter dan mentalitas baja. Meskipun dikenal dengan permainan indah mereka, di bawah Wenger juga mampu berjuang mati-matian melawan rival mereka.
Arteta tampaknya telah berhasil menanamkan mentalitas serupa ke dalam tim saat ini. tidak hanya mengandalkan kemampuan teknis mereka, tetapi juga menunjukkan bahwa mereka siap bertarung di setiap momen, termasuk menggunakan taktik yang cerdas untuk memecah ritme permainan City.
John Stones mengakui hal ini, mengatakan bahwa telah membuat permainan lebih sulit bagi City dengan taktik yang mereka terapkan. “Mereka telah melakukannya selama beberapa tahun sekarang, jadi kami tahu itu akan terjadi. Mereka menghancurkan ritme permainan, dan kami menanganinya dengan baik,” kata Stones kepada Sky Sports.
Peran Krusial Rodri dan Dampaknya Bagi City
Salah satu momen kunci dalam pertandingan ini adalah cedera Rodri, gelandang bertahan andalan Manchester City. Cedera yang dialaminya setelah bertarung dengan Thomas Partey bisa memberikan keuntungan besar bagi dalam perburuan gelar Premier League.
Guardiola mengakui pentingnya peran Rodri dalam timnya, dan absennya gelandang ini bisa menjadi pukulan besar bagi City. Statistik menunjukkan bahwa City tidak pernah kalah dalam 52 pertandingan Premier League ketika Rodri bermain, namun mereka kalah dalam empat pertandingan terakhir tanpa kehadirannya.
Jika mampu memanfaatkan ketidakhadiran Rodri, mereka berpeluang membuka jarak dengan City di klasemen sementara.
Arsenal Siap Merebut Gelar Premier League
Dengan hasil imbang di Etihad, Arsenal kini hanya terpaut dua poin dari City, dan masih belum terkalahkan dalam musim 2024-25. Jadwal pertandingan berikutnya yang relatif ringan, menghadapi Leicester, Southampton, dan Bournemouth, memberikan peluang besar bagi Mikel Arteta untuk mengumpulkan poin penuh.
Musim lalu, gagal meraih gelar pada hari terakhir musim, namun kini mereka tampak lebih tangguh dan berpengalaman. Perubahan mentalitas ini bisa menjadi faktor kunci dalam perjalanan mereka menuju gelar Premier League yang telah lama dinantikan.
Manchester City mungkin masih menjadi tim yang harus dikalahkan, tetapi Arsenal telah menunjukkan bahwa mereka tidak lagi takut. Dengan semakin kuatnya skuad Arteta, perburuan gelar Premier League kini menjadi lebih menarik dan penuh dengan ketidakpastian.